Kamis, 17 Juli 2014

Manusia Dan Cita-Cita




         Seorang anak dilahirkan didunia merupakan harapan dari sebuah keluarga yang baru, yang tentu sebuah keluarga itu ingin memiliki keturunannya. Seorang Ayah dan Ibu tentu juga memiliki sebuah harapan, yaitu harapan semoga anaknya kelak menjadi seorang yang berhasil. Begitu juga sang anak, dia memiliki sebuah keinginan yang dia sebut “Cita-cita” yang nantinya anak itu harus mewujudkannya. Semuanya itu mencakup dari kata “Harapan”. Dan harapan menurut Abu Ridho dalam buku Recik-Recik Spritualitas Islam mengatakan, harapan merupakan pancaran suasana batin atau situasi kemanusiaan yang sedang menanti-nanti atau mengharapkan sesuatu yang disenanginya bakal menjadi kenyataan..

      PENGERTIAN CITA-CITA



Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu. Cita cita adalah keinginan yang ada dalam hati seseorang . Cita cita itu mungkin tercapai atau mungkin tidak.

Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :

1.      Manusia itu sendiri,
2.      Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
3.      Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.


MANUSIA DAN CITA CITA

Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar