Seorang anak dilahirkan didunia merupakan harapan dari sebuah
keluarga yang baru, yang tentu sebuah keluarga itu ingin memiliki keturunannya.
Seorang Ayah dan Ibu tentu juga memiliki sebuah harapan, yaitu harapan semoga
anaknya kelak menjadi seorang yang berhasil. Begitu juga sang anak, dia
memiliki sebuah keinginan yang dia sebut “Cita-cita” yang nantinya anak itu
harus mewujudkannya. Semuanya itu mencakup dari kata “Harapan”. Dan harapan
menurut Abu Ridho dalam buku
Recik-Recik Spritualitas Islam mengatakan, harapan merupakan pancaran suasana
batin atau situasi kemanusiaan yang sedang menanti-nanti atau mengharapkan
sesuatu yang disenanginya bakal menjadi kenyataan..
PENGERTIAN CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan,
harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa
mendatang. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu. Cita cita adalah keinginan yang ada dalam hati
seseorang . Cita cita itu mungkin tercapai atau
mungkin tidak.
Faktor yang
menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
1.
Manusia itu
sendiri,
2.
Kondisi yang
dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
3.
Seberapa tinggi
cita – cita yang ingin dicapai.
MANUSIA DAN CITA
CITA
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan
diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut
ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah,
dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan
kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan
kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu
mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana
alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia
sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan
makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang
diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan
merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Disana
setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup
didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh
perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya
kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar